Pages

Subscribe:

Senin, 15 Juni 2015

Identifikasi Proyeksi Perubahan Iklim Indonesia sebagai Dampak Peningkatan Intensitas Banjir



Identifikasi Proyeksi Perubahan Iklim Indonesia sebagai Dampak Peningkatan Intensitas Banjir
Disusun Guna Memenuhi Tugas Teknik Komunikasi





Dosen Pengampu:
Ir. Nurini M.T


Disusun oleh:
Fikrah Elhifzi
21040114120045
Kelas A



JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015









 
Identifikasi Proyeksi Perubahan Iklim Indonesia sebagai Dampak Peningkatan Intensitas Banjir
ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai proyeksi perubahan iklim Indonesia yang menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas banjir dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang menyebabkan keadaan ini terus meningkat antara lain efek rumah kaca, penebangan liar, pembukaan lahan, dan kegiatan pertambangan yang hanya mengejar keuntungan semata. Peningkatan yang terjadi terus menerus tersebut telah membawa dampak negatif pada kelangsungan hidup manusia. Efek yang paling menonjol dari peningkatan intensitas banjir tersebut adalah banyaknya korban jiwa. Selain itu kerusakan yang terjadi juga mengganggu kegiatan ekonomi yang terjadi pada setiap daerah. Kegiatan sosial pun ikut lumpuh total dikarenakannya, serta fasilitas umum pun akhirnya banyak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak pendekatan yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Beberapa identifikasi proyeksi banjir akhirnya menghasilkan beberapa solusi seperti pendidikan dini sadar bencana, Penyuluhan akan bahayanya perubahan iklim yang tidak terkontrol, Pembangunan tanda peringatan, bahkan sampai memperkuat infrastruktur dalam menghadapi banjir tersebut.
Kata kunci : perubahan iklim, intensitas banjir, Identifikasi proyeksi banjir

PENDAHULUAN
Potensi bencana di seluruh belahan dunia termasuk juga Indonesia akhir-akhir ini menunjukan peningkatan terus menerus. Perubahan iklim menjadi indikasi utama dalam potensi peningkatannya. Beberapa penyebab seperti efek rumah kaca, penebangan liar, pembukaan lahan, ekstraksi bahan bakar fosil skala besar (batubara, minyak bumi dan gas alam) masih menjadi aktor utama penyebab di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan peningkatan intensitas banjir terus menerus meningkat di Indonesia. Banyak korban jiwa pun tidak luput akibat hal tersebut. Bahkan lebih parahnya lagi Lebih dari 90% korban
jiwa yang berhubungan dengan bencana alam terjadi di negara-negara berkembang yang pada umumnya disebabkan karena banjir (Sutopo,2004).
Melihat banyaknya penyebab peningkatan tersebut efek rumah kaca (green house effect) merupakan pengaruh yang paling terbesar diantaranya. Keadaan itu dapat dilihat dari akibatnya yang menyebabkan periode musim hujan dan intensitas hujan berubah-ubah. Peningkatan intensitas hujan akan menyebabkan meningkatnya intensitas bencana banjir dan tanah longsor. (Teddy et al.,2009). Keadaan itu terjadi dikarenakan
meluapnya sungai-sungai karena tidak mampu menampung air dari intensitas hujan yang tidak terkontrol. Akibatnya banjir terjadi di mana-mana, penduduk mengungsi dan menimbulkan berbagai kerusakan bahkan banyak korban jiwa.   
Potensi bencana banjir di Indonesia sangat besar jika melihat perkembangannya dari tahun ke tahu. Apalagi Indonesia memiliki daerah topografi dataran rendah, cekungan dan sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Curah hujan di daerah hulu dapat menyebabkan banjir di daerah hilir. Berdasarkan data dan informasi bencana indonesia yang dikelola Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukan bahwa bahwa bencana banjir merupakan kejadian terbanyak.

TUJUAN
            Tulisan ini bertujuan untuk memberikan identifikasi berupa pemberian solusi sederhana tentang proyeksi perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan intensitas banjir. Sehingga kedepannya diharapkan peningkatan intensitas tersebut dapat diatasi secepat ataupun sedini mungkin.

PEMBAHASAN
            Perubahan iklim di Indonesia berimplikasi pada banyak hal dimana salah satunya adalah banjir. Banjir merupakan salah satu bencana alam atau suatu fenomena alam yang sangat potensial dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian di Indonesia. Hal itu diperparah dengan padatnya penduduk Indonesia sehingga risiko kerusakan dan kerugian akibat banjir akan meningkat secara signifikan. Selain itu ancaman ini masih terus menjadi bencana yang diproyeksikan akan semakin sering terjadi pada tahun-tahun mendatang. Mengingat tren dari kejadian bencana ini cenderung positif dari tahun ke tahun.
            Melihat keadaan tersebut, Ancaman bencana banjir ke depannya menjadi lebih serius mengingat dampak dari perubahan iklim telah menyebabkan perubahan musim yang tidak menentu. Hal ini terlihat dari banyaknya banjir yang melanda di Indonesia yang tidak seperti biasanya. Hujan yang turun hampir sepanjang bulan telah memberikan dampak yang cukup signifikan belakangan ini.


 

Pada Gambar di atas memperlihatkan perubahan rata-rata curah hujan Indonesia yang cenderung meningkat secara gradual atau bertahap. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat awam mengenai dampak perubahan iklim yang terjadi sekarang ini demi meningkatkan kesadaran masyarakat menghadapi bencana banjir.
            Melihat peningkatan curah hujan tersebut maka akan berbanding lurus dengan banyaknya banjir yang akan terjadi. Frekuensi kejadian bencana tersebut di Indonesia secara statistik menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Trend banjir cenderung bersifat linier, artinya semakin lama jumlah kejadian banjir semakin bertambah intensitasnya. Bahkan fakta menunjukkan bahwa intensitas banjir sangat tinggi pada beberapa bulan di tahun 2014.


Melihat gambar tersebut perlu adanya pembangunan tanda peringatan akan bencana yang trend tersebut. Hal itu dikarenakan setidaknya telah terjadi 1.245.102 terdampak banjir dan 5.127 rumah mengalami kerusakan. Mayoritas dampak kemanusiaan dan kerusakan infrastruktur di periode tersebut disebabkan banjir, terutama di Jakarta dan daerah perkotaan sekitarnya (BPNP, 2014). Bahkan dari persentasenya lebih dari satu pertiga (41,3 persen) dari jumlah kejadian bencana, 75,7 persen orang yang terkena dampak dan mengungsi akibat bencana alam serta 2,4 persen kerusakan rumah.
            Keadaan dari suatu proyeksi atau prediksi perubahan iklim ini harus cepat segera diatasi. Penyuluhan berupa dampak yang akan terjadi harus diajarkan sedini mungkin agar aktivitas manusia yang tidak baik tidak terulang di kemudian hari. Penguatan dalam bidang infrastruktur juga harus terus ditingkatkan. Selain itu persiapan berupa sebelum dan sesudah bencana harus segera diperbaiki dan dimatangkan. Mengingat fakta yang ada menunjukkan bahwa intensitas curah hujan dan banjir cenderung meningkat setiap tahunnya.

PENUTUP
            Pencegahan mengenai proyeksi atau prediksi perubahan iklim harus terus di kaji dan dicari solusinya. Hal ini dikarenakan Proyeksi perubahan iklim di Indonesia sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Salah satu contohnya yaitu banjir yang bahkan memakan korban jiwa yang begitu besar. Untuk itu perlu beberapa solusi untuk menghadapinya seperti  pendidikan dini sadar bencana, Penyuluhan akan bahayanya perubahan iklim yang tidak terkontrol, Pembangunan tanda peringatan, bahkan sampai memperkuat infrastruktur dalam menghadapi banjir tersebut.













DAFTRA PUSTAKA

Suprapto. 2011. Statistik Pemodelan Bencana Banjir di Indonesia (Kejadian 2002-2010),    
            Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 2 Nomer 2, Tahun 2011, Hal 34 – 43.

Martini. 2011. Identifikasi Suber Bencana Alam dan Upaya Penanggulangannya di Sulawesi    
            Selatan, Jurnal infrastruktur Vol. 1 No. 2 : 96‐102.

OCHA. 2014. Buletin Kemanusian Indonesia. http://indonesia.humanitarianresponse.info.

Susandi, Armi., 2004. The Impact of International Green House Gas Emmisions Reduction   
on Indonesia. Report on System Science. Max Planck Institute for Meteorology. Hamburg, Jerman.

Susandi, A., 2006. Projection of Climate Change over Indonesia using MAGICC/SCENGEN    
Model. Presented on International Conference on Mathematics and Natural Sciences, 30November, 2006. Bandung, Indonesia








           

0 komentar:

Posting Komentar